DANAU ANEUK LAOT
1.
Pengantar
Walaupun kecil kota
sabang menawarkan banyak pilihan destinasi yang menarik untuk dikunjungi,
terutama destinasi alam seperti pantai, gunung berapi, air terjun dan danau.
Salah satu danau romantis yang menarik untuk dikunkungi adalah Danau Aneuk
Laot.
Danau ini terletak di Jalan
Aneuk Laot - Balohan Sabang, Jurong Putroe Ijo, Gampong Aneuk Laot. Danau Aneuk
laot memiliki panorama alam yang snagat indah dan mampu memanjakan mata.Udara
yang ada di kawasan danau ini masih cukup segar dan bersih karena belum terkena
polusi udara. Bentuk danau yang memanjang, membuatnya menjadi cukup unik dan
terkesan seperti sungai. Tak hanya itu saja, di sekeliling danau berdiri
perbukitan hijau yang menjadikan suasana di sekitar danau terasa sangat sejuk dan
segar walaupun di siang hari. Hingga saat ini Danau Aneuk Laot menjadi sumber
air bagi masyarakat Sabang.
Selain keindahan dari
Danau ini. Danau Aneuk Laot juga memiliki mitos-motos yang berkembang yang
membuat orang-orang penasaran dari Danau ini.
2.
Pembahasan
Danau Aneuk Laot
terletak di Jalan Aneuk Laot – Balohan Sabang, Jurong Putroe Ijo, Gampong Aneuk
Laot. Sejarah dinamakannya Aneuk Laot. Menurut cerita orang-orang tua, Gampong
Aneuk Laot ini merupakan salah satu Gampong tertua di Kota Sabang.
Menurut Bapak Fatwa
Amri yang merupakan pemilik salah satu cafe di dekat Danau Aneuk Laot,
dinamakan Danau Aneuk Laot karena kalau
kita melihat dari Atas tulisan “I Love Sabang” kita melihat seperti Laut
benaran padahal di lihat dari dekat warnanya Hijau, Danau. Maka dinamakan Danau
Aneuk Laot, bisa di artikan Danau Anak Laut. Danau Aneuk Laot ini sering
pasang-surut, apalagi setelah Tsunami, Danau ini surut sari sebelum Tsunami. Danau
Aneuk Laot ini merupakan tempat persinggahan bidadari-bidadari dari khayangan,
yang namanya putri bungsu, putri ijoe, putri halus, dan kuda mas.Ketiga putri
ini dikawal oleh kuda mas nya. Di bawah Danau Aneuk Laot ada kerajaan Emas.
Dahulu pada zaman Dinasti Cina pernah mencoba mengeringkan Danau ini untuk
melihat kerajaan Emas. Sekarang nama tempatnya Lung Cina, Lung artinya Parit.
Namun, ketika pekerja mengeringkan Danau Aneuk Laot, pekerja-pekerja tersebut
menemukan Ular yang sangat besar, maka itu dimakan ramai-ramai. Setelah makan
Ular tersebut, pekerja-pekerja tersebut mati semuanya. Danau Aneuk Laot pada
masa penjajahan Jepang merupakan Primadona karena Danau Aneuk Laot merupakan
sumber air di sabang. jadi di dekat Danau Aneuk Laot ini, banyak
Benteng-Benteng Belanda yang berdiri. Ketika Jepang telah menyerah kepada
Belanda, semua harta Bendanya di bumihanguskan salah satunya dengan membuangnya ke Danau. Makanya banyak
masyarakat yang banyak menemukan senjata-senjata dari Danau.
Asal Usul Danau Aneuk
Laot ini menurut Bapak Sulaiman Daud SPd yang menjabat sebagai panglima danau
sekaligus kepala desa (Pecik), ada kaitannya dengan asal usul sabang. Nama
Sabang berasal dari bahasa arab, yaitu “Shabag” yang artinya gunung meletus.
Dahulu kala masih banyak gunung berapi yang masih aktif di Sabang.
Sedangkan Pulau Weh
berasal dari kata dalam bahasa Aceh, ”weh” yang artinya pindah, menurut Bapak
Sulaiman Daud SPd yang beredar, Pulau Weh pada mulanya merupakan satu kesatuan
dengan Pulau Sumatra, yakni penyatuan daratan sabang dengan daratan Ulee Lheue.
Namun pada saat itu terjadi gempa bumi
yang dahsyat, keduanya terpisah seperti kondisi sekarang yang berjarak 18 mil. Ulee Lheue di Banda Aceh berasal dari kata
Ulee Lheueh Ulee artinya Kepala dan
Lheueh artinya yang terlepas. Akibat dari meletusnya gunung merapi,
terbentuklah Danau Aneuk Laot.
Tanpa Danau Aneuk Laot
masyarakat sabang akan berbahaya, karena Danau Aneuk Laot merupakan pendingin gunung
merapi, dan sumber mata air bagi masyarakat Sabang. Danau Aneuk Laot sangat
berharga bagi masyarakat sabang oleh karena itu, masyarakat sabang menjaga
Danau Aneuk Laot dengan Hukum Adat dan Undang-Undang yang di buat masyarakat
Sabang. Hal itu sudah di terapkan dan dilaksanakan.
Pada tanggal 6 desember
2016, kami berkunjung ke danau Aneuk Laot, Bapak Sulaiman Daud mengatakan bahwa
3 hari yang lalu, ada orang yang tertangkap meracuni danau, untuk mencuri
lobster. Hal ini diselesaikan dengan Hukum Adat dan Musyawarah. Musyawarah
biasa dilakukan di Balairung. Hukumannya tidak dengan pakai uang, tetapi dengan
sangsi sosial, yaitu tidak boleh ke danau selama setahun kemudian di tempel di
sekeliling daerah dekat danau bahwa orang yang kena hukuman tersebut tidak
boleh mendekati danau Aneuk Laot.
Menurut ibuk Suwarti,
yang merupakan pegawai pengaman tamu-tamu penting di sabang, masyarakat di
dekat Danau Aneuk Laot ini, setiap tahunnya melakukan Kenduri untuk menghormati
Danau Aneuk Laot ini. Setelah di adakan Kenduri maka Masyarakat dilarang
mendekati Danau Aneuk Laot selama 3 hari. Hal itu sudah menjadi kebiasaan
masyarakat Aneuk Laot. Dikatakan juga kenduri dilakukan supaya Danau Aneuk Laot
ini tidak meminta tumbal, karena dahulu setiap tahunnya Danau ini selalu minta
tumbal, tetapi ketika sudah diadakan kenduri untuk menghormati Danau ini, sudah
jarang meminta tumbal. Jika masyarakat Aneuk Laot lalai maka malapetaka akan
terjadi menimpa masyarakat Danau Aneuk Laot.
Ketika berada di dekat
Danau Aneuk Laot, pantangannya kita tidak boleh bicara kasar dan bicara
menyombongkan diri, serta tidak boleh melakukan tindakan senonoh, seperti
perbuatan mesum. Pernah kejadian pada tahun 1990-an, di danau aneuk laot ada
sepasang muda-mudi, yang melakukan
perbuatan mesum di dekat Danau Aneuk Laot, perbuatannya kemudian ketauan dengan
masyarakat disini, akhirnya masyarakat Aneuk Laot membawa sepasang muda-mudi
untuk diamankan tetapi mereka sudah terkena kutukan dari perbuatannya, mereka
berdua tidak bisa dipisahkan, badan mereka berdua sudah tertempel. Akhirnya
sepasang mdua-mudi tersebut dibawa ke Banda Aceh karena mereka orang Banda
Aceh. Tetapi Keluarga mereka tidak mau mengakui lagi. Tindakan terakhir yang
dapat dilakukan yaitu dengan menyuntik mati sepasang muda-mudi tersebut.
3.
Penutup
Banyaknya mitos-mitos yang berkembang di masyarakat
bukan untuk menakuti orang tetapi semata-mata hanya untuk menjaga Danau Aneuk
Laot. Danau Aneuk Laot ini maka diberlakukanlah Hukum Adat di masyarakat. Jika
terjadi pelangggaran maka sangsinya di musyawarahkan di Balairung. Danau Aneuk
Laot punya Panglima danau yang bertugas untuk menjaga danau agar terjaga
keletariannya. Masyarakat Gampong Aneuk Laot jurong Putroe Ijoe mempunyai
kewajiban untuk menjaga Danau Aneuk Laot dari segala ancaman yang ada, karena
Danau Aneuk Laot merupakan sumber mata air masyarakat sabang dan sebagai
pendingin gunung berapi di sabang.